(Ambin Demokrasi)
Oleh: Noorhalis Majid
DETAKWAKTUNEWS – Sebelum sampai pada figur, sosok atau orang yang layak diajukan sebagai bakal calon Pilkada, idealnya ruang publik diisi dengan diskusi dan percakapan soal gagasan-gagasan, yang bertujuan memajukan daerah dan membangun kesejahtraan bersama.
Ada banyak yang bisa dipercakapkan. Tentang mewujudkan banua yang sejahtera, soal tantangan IKN dengan segala dampaknya yang hadir di depan mata, masalah pengelolaan sumber daya alam yang tidak kunjung berbuah kemakmuran, kegelisahan rendahnya IPM, realita miskin ekstrim dan stunting, antisipasi ancaman banjir dan kebakaran.
Belum lagi menjawab keluhan layanan kesehatan yang mahal lagi tidak bermutu. Juga biaya pendidikan yang terus melambung, serta berbagai gagasan lainnya yang harus diperbincangkan dengan serius.
Kalau gagasan-gagasan tersebut memenuhi perbincangan terkait Pilkada, maka admosfer politik akan menjadi semakin cerdas. Pilkada pun menjadi solusi, bahkan membawa perubahan lebih nyata.
Sayangnya yang terjadi tidak demikian. Semua sibuk memperbincangkan sosok. Sementara gagasan dianggap tidak penting.
Sosok yang diharapkan pun bukanlah yang cerdas dan penuh gagasan, tapi sosok yang kantongnya tebal, pundi-pundinya terjamin untuk bertarung dengan segala gaya dan cara. Bila dimungkinkan, unggul dalam money politik, siaga terhadap serangan fajar, royal dengan para saksi yang memantau perolehan suara, dan mampu membeli segala peluang kecurangan, termasuk siap bila harus membayar biaya penggelembungan.
Bila demikian adanya, maka Pilkada hanyalah pertarungan orang kaya yang pamer kekakayaan. Bukan pertarungan gagasan, integritas, rekam jejak, pengalaman, pengetahuan, jaringan kerja dan lain sebagainya, yang menjamin kehebatan kepemimpinan.
Dan Pilkada yang seperti itu sangat tidak penting, karena pasti tidak membawa perubahan apapun, kecuali sekedar prosedural, seremonial politik lima tahunan, agar ada pergiliran kepemimpinan, dan pergiliran itu diatur sekehendak oligarki, yang membangun kesejahtraan hanya untuk diri dan kelompoknya saja. (nm/Red)
